-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Ini Tiga Usulan Komisi B Agar Kebutuhan Beras Tercukupi di Yogyakarta

    14/09/23, 12:47 WIB Last Updated 2023-09-14T05:47:40Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Menjelang tahun politik, Ketua Komisi B DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Andriana Wulandari mengusulkan tiga kebijakan yang harus ditempuh Pemda dalam mencukupi kebutuhan beras.


    “Masuk tahun politik, kenaikan harga sangat mungkin akan dipolitisasi. Padahal ini disebabkan banyak faktor termasuk dampak el nino dan kebijakan berbagai negara eksportir membatasi untuk cadangan pangan domestiknya,” katanya, Kamis (14/9).


    Dari pantauan lapangan, politisi PDIP yang akrab dipanggil Ndari ini mendapatkan keluhan sudah naiknya harga beras di beberapa pasar.  


    beras kualitas medium naik sekitar Rp50 sampai Rp100 per Kg dari harga dua hari lalu. Tercatat, September 2022 harga beras medium sekitar Rp11.000 per Kg. Bulan ini, beras dengan kualitas yang sama harganya sudah mencapai Rp13.500 per Kg.


    “Sangat mungkin harga ini berbeda pada tiap pasar dan harganya masih berpotensi naik lagi. Tentu hal ini menjadi beban masyarakat. Kami berharap harga beras ini segera kembali ke posisi normal agar tidak menjadi beban baru bagi masyarakat,” jelasnya.


    Ndari juga mengusulkan ada beberapa langkah jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk mengatasi permasalahan harga pangan ini.


    Dalam jangka pendek, Pemda DIY bersama kabupaten dan kota segera melakukan operasi pasar dengan sasaran yang teridentifikasi sehingga tepat sasaran. Hal ini akan melengkapi program bansos pemerintah pusat berupa subsidi beras pada keluarga kurang mampu. 


    Di jangka menengah, penguatan kapasitas produksi padi oleh petani DIY perlu ditingkatkan. Perbaikan infrastruktur pertanian menjadi prioritas. Selain itu, stimulus dan edukasi pupuk ramah lingkungan sangat penting karena komponen biaya pertanian yang cukup tinggi selain upah tenaga kerja juga biaya pupuk.


    Dalam jangka panjang, program kemandirian pangan diwujudkan secara berkelanjutan. Pendekatan budaya, seperti pengembangan Lumbung Mataraman, menjadi salah satu model untuk kemandirian pangan.


    “Semua langkah ini perlu kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi yang memiliki inovasi pertanian,” tutupnya. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close