-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pandemi, Perajin Cangkang Telur di Bantul Tetap Raup Jutaan Rupiah

    11/09/20, 13:31 WIB Last Updated 2020-09-11T06:31:26Z


    Bantul, Kabar Jogja – Suparno warga Karangmojo, Trirenggo, Bantul berhasil mengubah cangkang telur menjadi kerajinan bernilai tinggi. Meski pandemi, pesanan dari seluruh Indonesia mengalir tiap bulannya.


    Ditemui sanggarnya ‘Tonk Craft’, Suparno berkisah usaha kerajinan berbahan cangkang telur ini dimulai sejak satu dekade lalu. “Awalnya coba-coba dan otodidak setelah melihat berbagai video di YouTube,” katanya Jumat (11/9).


    Berbekal pengalaman membuat kerajinan berbahan bamboo, Suparno lantas menjadikan cangkang telur sebagai media utama kerajinan hiasan rumah berupa wayang timbul, kaligrafi, dan berbagai barang seperti tempat tisu, tempat lilin, tempat pensil,  tempat perhiasan, celengan hingga baki.


    Bersama tiga pekernya, Suparno mengatakan dibutuhkan waktu agak lama dalam membuat kerajinan cangkang telur. Dari penyiapan bahan, proses kemudian berlanjut dengan penempelan, mencampur dengan semen, mengamplas hingga mewarnai hingga penyelesaian akhir. 


    Bersama istri, awalnya Suparno menjajakan produk kerajinannya dari rumah ke rumah dan lewat pameran.  Namun pasar online menjadikan produknya lebih dikenal luas dan mendatangkan pesanan dari seluruh Indonesia terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Lampung, Surabaya, dan Denpasar.


    “Karena banyaknya pesanan yang masuk, saya dituntut berinovasi sehingga produk berkembang ke gambar wajah siluet, papan informasi, dan kreasi lainnya,” terangnya. 


    Berbagai produk Suparno dijual dari puluhan ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Semisal karya wajah siluet misalnya dihargai Rp250.000 dengan ukuran 40x50 sentimeter. Sementara karya kaligrafinya dihargai mulai dari Rp35.000 untuk ukuran kecil sampai Rp1 juta untuk ukuran jumbo. 


    “Tergantung ukuran dan tingkat kesulitan misalnya kaligrafi ukuran 50x70 sentimeter ini harganya Rp500.000,” ujarnya. 


    Khusus kerajinan wayang timbul, Suparno mengatakan ini adalah produk yang paling sulit dalam pembuatan karena terdapat lekukan-lekukan yang memerlukan perhatian khusus. 


    Selama pandemi, Ia menceritakan pesanan tidak mengalami penurunan. Namun kini  pesanan lebih banyak dengan berbahan dasar lem tembak dan kertas prada. Setiap bulannya ia mengaku mendapatkan pesanan sebanyak 7-10 buah kerajinan.(tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close