-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Merapi Alami Deformasi, Tanda Akan Erupsi?

    09/07/20, 19:30 WIB Last Updated 2020-07-09T12:30:02Z


    Yogyakarta –  Gunung Merapi mengalami penggembungan atau deformasi sekitar tujuh centimeter sejak 22 Juni 2020 hingga Kamis, 9 Juli 2020. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

    Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan dari pemantauan yang dilakukan, deformasi di Gunung Merapi pada periode 26 Juni sampai 2 Juli 2020 menunjukkan ada pemendekan jarak tunjam sekitar 2 centimeter.

    “Jika dihitung dari 22 Juni hari ini laju deformasi sekitar 0.5 centimeter per hari. Untuk total deformasi sejak 22 Juni 2020 hingga saat ini sekitar 7 centimeter. Deformasi ini terukur di sektor Barat Laut,” katanya, Kamis (9/7).

    Hanik mengatakan deformasi yang terjadi di tubuh gunung merupakan salah satu tanda ada magma yang naik ke permukaan. Namun, masyarakat tidak perlu panik karena naik atau keluarnya magma ke permukaan merupakan hal yang biasa terjadi di gunung api aktif.

    Hanik menyebut pemendekan jarak tunjam ini terlihat dari metode Electronic Distance Measurement (EDM). “Bisa dibayangkan di lereng gunung Merapi dipasang cermin, lalu jarak cermin ke alat EDM diukur setiap hari. Saat gunung mengalami inflasi (menggembung), maka jarak antara cermin dan alat akan memendek,” katanya.

    Menurut Hanik, deformasi ini masih kecil dibandingkan dengan deformasi sebelum erupsi 2010. Oleh karena itu, potensi ancaman bahaya masih sama, berupa luncuran awanpanas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material akibat erupsi eksplosif. “Rekomendasi jarak bahaya juga masih sama, yaitu dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi,” paparnya.(dho)


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close